NAMA : GUNTUR AFRIZAL R
NPM :
13113789
KELAS : 1KA24
A.
Perbedaaan
Kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah
laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini
bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika
individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan
sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi
lingkungannya.
Individu
yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan
pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti
bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik
jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan
pada setiap individu, seperti:
- memperoleh kasih sayang
- memperoleh harga diri
- memperoleh penghargaan yang sama
- memperoleh prestasi dan posisi
- dibutuhkan orang lain
- memperoleh kedudukan didalam kelompoknya
- memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
- memperoleh kemerdekaan diri
Dalam hal diatas menunjukkan
ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan
melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu konflik
adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik
tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi dan Fase.
B. Prasangka
diskriminasi dan ethosentris
Prasangka
(prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa
sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya
“sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu
itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap
sesuatu.
Prasangka
menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan.
Sebab-sebab
timbulnya prasangka dan diskriminasi :
1. berlatar
belakang sejarah
2. dilatar-belakangi
oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3. bersumber
dari factor kepribadian
4. berlatang
belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Usaha-usaha
mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminai.
1. Perbaikan
kondisi sosial ekonomi
2. Perluasan
kesempatan belajar
3. Sikap
terbuka dan sikap lapang
Merupakan
dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan
pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil
yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar, melibatkan sepuluh orang,
golongan atau wilayah disertai tindakan kekerasan dan destruktif yang
merugikan.
Prasangka
pada dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. Oleh karena itu perlu mendapatkan
perhatian dengan seksama, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku
bangsa atau masyarakat multi etnik. Perbedaan terpokok antara prasangla dan
diskriminatif ialah bahwa prasangka menunjuk pada aspek sikap sedangkan
diskriminatif menunjuk pada tindakan
Etnosentrisme
yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan
diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk
menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya
sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung,
tidak luwes.
C. Pertentangan sosial ketegangan
dalam masyarakat
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas
daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar
dari suatu konflik, yaitu
- terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik
- unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan
- terdapat interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan
emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan,
konflik dapat terjadi pada lingkungan diri
seseorang, kelompok, dan masyarakat.
Adapun cara pemecahan konflik tersebut :
- Elimination, pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat konflik
- Subjugation atau Domination, pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah
- Majority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
- Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan kegiatan bersama
- Compromise, artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
- Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
D. Golongan-golongan yang berbeda dan integrasi sosial
masyarakat
indonesia adalah masyarakat yang majemuk, msyarakat majemuk itu di persatukan
oleh sistim nasional negara indonesia.aspek" kemasyarakatann yang
mempersatukannya antara lain :
1.
Suku bangsa dan kebudayaannya
2.
Agama.
3.
Bahasa,
4.
Nasional Indonesia
masalah besar
yang di hadapi indonesia adalah sulitnya itegrasi antara 1 dengan yang lainnya.
masyarakat" yang ada di indonesia mereka tetap hidup berdampingan
pada kemajemukannya,
berikut adalah beberapa variabel yang dapat menghambat integrasi :
berikut adalah beberapa variabel yang dapat menghambat integrasi :
1.
Klaim/Tuntutan penguasaan atas
wilayah-wilayah yang di anggap sebagai miliknya
2.
Isu asli tidak asli berkaitan dengan
perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara indonesia asli dengan keturunan
lain
3.
agama, sentimen agama dapat di gerakkan
untuk mempertajam kesukuan.
4.
prasangka yang merupakan sikap
permusuhan terhadap seseorang golongan tertentuk.
Dalam hal ini
masyarakat indonesia seringkali terhambat integrasinya karena variabel variabel
yang di sebutkan di atas. masyarakat indonesia pada umumnya masih sulit untuk
menerima sesuatu yang baru ataupun yang berbeda dengan yang biasa ia temukan.
misalnya saja antar agama masih sering terjadi permusuhan/ sering terjadi
perang agama di desa-desa yang berada di pulau jawa. hal tersebut menunjukkan
bahwa betapa sulitnya bagi mereka untuk berintegrasi tanpa menyangkut pautkan
variabel-variabel yang ada di atas tadi.
E. Integrasi
Nasional
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
integrasi nasional mempunyai arti dua macam, yaitu:
1.
Secara politis, integrasi nasional
adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan
wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2.
Secara antropologis, integrasi nasional
adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda,
sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa.
Faktor-faktor
pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor
sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan
untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa
cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa
rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan
atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan
UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan
bahasa Indonesia.
6. Adanya
simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
7. Pengembangan
budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia
secara turun temurun.
Faktor-faktor penghambat integrasi
nasional sebagai berikut:
1.
Masyarakat Indonesia yang heterogen
(beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing
kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2.
Wilayah negara yang begitu luas, terdiri
atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
3.
Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa,
baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4.
Masih besarnya ketimpangan dan
ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai
rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5.
Adanya paham “etnosentrisme” di antara
beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
6.
Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa
akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).
Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).
Contoh wujud integrasi nasional, antara
lain sebagai berikut:
1.
Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah
(TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun
1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua
propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan
rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat,
tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2.
Sikap toleransi antarumat beragama,
walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus
saling menghormati.
3.
Sikap menghargai dan merasa ikut
memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain,
misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan
salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia,
di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat
ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama
Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan
wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di
Indonesia baru 5 (lima) macam.
4.
Diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON),
yaitu perlombaan bidang olahraga tingkat nasional yang diselenggarakan setiap 4
(empat) tahun sekali. Melalui Pekan Olahraga Nasional akan terpupuk persatuan
Indonesia dan menggali potensi para atlet daerah untuk dapat berkembang
mewakili negara di tingkat internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar