KATA PENGANTAR
Puji
syukur Penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan Nya,
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah
direncanakan sebelumnya. Tak lupa sholawat serta salam Penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun
Penulis pada ruang dan waktu yang lain.
Karya
tulis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ILMU BUDAYA DASAR dengan
judul “INOVASI DALAM PEMASARAN PRODUK”.
Saya
berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat
kekurangan dalam pembuatan laporan ini penulis mohon maaf, karena penulis
menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Depok, 20 April 2014
Guntur Afrizal Ramadhan
BAB I
PENDAHULUAN
Pengantar Technopreneurship terdiri dari berbagai topik yang
terkait. Pada umumnya dibagi menjadi tiga topik besar. Bagian pertama mendefinisikan
istilah. Berikutnya dilanjutkan konsep dasar dan pengembangannya, faktor-faktor
yang bisa mengubah mindset seseorang dan bagaimana cara menggali ide dan
peluang bisnis. Bagian kedua membahas tentang konsep-konsep dasar manajemen
berdasarkan fungsional utama yang terdiri dari pemasaran, produksi, keuangan
dan manajemen sumberdaya usaha. Bagian ketiga membahas tentang proposal usaha (business
plan).
Buku pengajaran yang disiapkan untuk mensupport pembelajaran
berbasis SCL dengan menggunakan share ITS ini hanya memfokuskan pada beberapa
topik pada mata kuliah Pengantar Technopreneurship. Topik yang diangkat adalah
Konsep Produk, Teknologi Inovasi dan Pemasaran. Hal ini dilakukan untuk lebih
memberikan tekanan pada ketiga topik yang dirasa kurang dalam buku
Technopreneurship yang telah diterbitkan sebelumnya.
Konsep produk menguraikan tentang hal apa saja yang terkait
dengan penciptaan atas sebuah produk, baik berupa barang maupun jasa. Dengan
demikian, ada gambaran yang jelas tentang apa dan bagaimana sebuah produk
seharusnya dibuat ketika proses pembuatan proposal bisnis. Setidaknya tahu apa core
product ata barang dan jasanya. Materi ini dilengkapi dengan sebuah power
point yang akan memperjelas konsep produk yang ada dalam materi. Bab ini juga dilengkapi
dengan tugas untuk mengeksplor pemahaman terhadap konsep produk.
Materi pemasaran dibagi menjadi dua. Materi pertama
menguraikan tentang pemasaran secara umum, sedangkan materi kedua lebih
menekankan pada fungsi dan strategi dalam memasarkan suatu barang dan jasa.
Materi ini juga dilengkapi dengan sebuah power point. Pada masing-masing materi
ada tugas yang melengkapi. Diantaranya adalah tugas dalam bentuk essay atas
cerita-cerita inspirasi yang terjadi di dunia nyata.
Materi terakhir lebih menekankan pada definisi manajemen
proses. Proses operasi atau produksi merupakan salah satu peran fungsional
utama dalam sebuah bisnis. Apa dan bagaimana suatu proses, yang mentransformasi
dari input menjadi output, dipilih akan membawa pengaruh pada kinerja dan biaya
yang dikeluarkan. Namun demikian, materi ini tidak membahas lebih detail
tentang pengelolaan persediaan, alat dan teknik untuk mengukur kinerja proses
produksi, tata letak peralatan/mesain, desain proses. Hal ini dikarenakan
keterbatasan dan ketidaksesuaian dengan topik dalam pembelajaran mata kuliah
ini. Materi ini hanya memberi wawasan tentang proses input ke output saja.
Dengan demikian, maka teknologi inovasi mungkin belum tergambar dengan jelas.
Materi dilengkapi dengan satu video tentang proses pembuatan batik fraktal yang
menggunakan teknologi komputer.
Demikian rangkaian proses pembelajaran ini yang dapat
disampaikan melalui share ITS dalam empat sampai lima kali tatap muka. Untuk
menyesuaikan dengan silabus dan rancangan pembelajaran yang sudah ada, maka
disarankan materi ini diberikan pada minggu keenam sampai minggu kesepuluh.
Bisa secara berurutan dan acak.
BAB II
KONSEP PRODUK
Perencanaan
Produk
Produk dilihat dari sisi pelanggan akan
menghasilkan pandangan yang berbeda dengan melihat produk dari sisi produsen.
Hal ini membuat lebih focus pada keunggulan-keunggulan yang ada pada suatu
produk baik berupa barang berwujud maupun jasa. Selain itu juga akan
mengarahkan pada pengelompokan produk berdasarkan pada apa yang dipikirkan
pelanggan dan untuk apa suatu produk dibeli, sehingga menunjukkan bagaimana
keputusan strategi untuk produk berkaitan dengan keputusan harga (price),
promosi (promotion) dan distribusi (place).
Definisi Produk
Samsung ketika menjual Galaxy Pocket, bukan berarti Samsung
menjual per bagian seperti kamera, fitur, kabel charger, casing, wi-fi dan
plastic anti gores. Tetapi karena para pelanggan menginginkan sebuah telepon
genggam yang selain memudahkan mereka untuk berkomunikasi juga dapat digunakan
sebagai kamera untuk mengabadikan momen penting. Pelanggan ingin bisa mengirim
email, facebook dan akses google (internet) melalui satu alat. Pelanggan
menginginkan satu paket menarik yang mencakup seluruh keunggulan tersebut.
Garuda Airlines menjual tiket penerbangan ke Pulau Bali
tentunya tidak hanya sekedar menjual banyaknya penggunaan pesawat dan kelelahan
pilot & crew. Mengapa? Pelanggan Garuda Airlines pasti menginginkan
penerbangan yang aman dan nyaman. Mereka menginginkan pemesanan yang cepat,
proses pemeriksaan yang lancer di bandara, barang-barang dapat tiba tepat waktu
tanpa mengalami kerusakan. Jadi, apa yang mereka jual ke pelanggan? Jawabnya
adalah kepuasan tertinggi pelanggan atas sebuah produk yang mereka butuhkan.
Mengacu pada kasus di atas produk berarti kepuasan akan
kebutuhan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan (Cannon, dkk:2008). Kepuasan
tersebut dapat berupa penawaran produk ‘total’ yaitu perpaduan antara layanan
yang baik, fisik barang yang menarik dengan fitur yang sesuai, panduan yang
bermanfaat, pengemasan yang bagus, garansi yang dapat dipercaya serta merek
yang mudah diingat.
Dengan demikian, kualitas produk sangat penting. Namun perlu
diingat bahwa kualitas produk bukan dilihat dari kacamata penjual/produsen,
tetapi focus pada sisi pelanggan. Kualitas (quality) adalah kemampuan
produk untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan. Kualitas sering
diterjemahkan oleh penjual/produsen dengan cara membandingkan produk mereka
dengan pesaing (kualitas relatif). Contoh kecil, seberapa bagus kualitas celana
jeans (meskipun bermerek), pelanggan akan kecewa jika ada lubang sebesar butir
beras pada celana jeans tersebut.
Produk juga diartikan sebagai segala sesuatu yang ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dibeli, digunakan atau dikonsumsi
sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan (Djaslim: 2003). Sedangkan
menurut Kotler (2002) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.
BAB III
PEMASARAN
Definisi Pemasaran
Menurut AMA (American Marketing
Association) : “Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,
pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.
Definisi lain yaitu Pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial sehingga konsumen dapat memperoleh
kebutuhan/keinginan mereka melalui penciptaan, penawaran, dan penukaran nilai
suatu produk antara penjual – pembeli.
Apa sajakah Konsep Pemasaran itu?
Setelah mengetahui definisi
pemasaran, ditelusuri perkembangan beberapa konsep pemasaran. Ada lima konsep
yang berkembang yaitu Konsep Produksi, Konsep Produk, Konsep Penjualan, Konsep
Pemasaran dan Konsep Sosial. (Buchari Alma, 2005)
Pemasaran usaha
Tidak
bisa dipungkiri bahwa produk (barang dan/atau jasa) yang dihasilkan oleh
seorang wirausahawan ditujukan untuk dijual, bukan untuk dikonsumsi sendiri.
Karena tujuannya untuk dijual, maka kemampuan seorang wirausahawan dalam hal
menangani pemasaran produknya sangat menentukan keberhasilan usahanya. Telah
banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa permasalahan yang dialami oleh
perusahaan, terutama yang dikelola oleh wirausahawan pemula, adalah sulitnya
memasarkan hasil produksi. Kemampuan untuk berproduksi dengan baik tidak ada
artinya jika tidak didukung oleh keberhasilan dalam pemasarannya. Produk
menjadi tidak berguna karena tidak sampai ke tangan konsumen. Perusahaan
akhirnya menjadi merugi karena telah mengeluarkan biaya yang besar untuk
menghasilkan produksi, namun tidak memperoleh pendapatan dari hasil penjualan
hasil produksinya. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
aspek pemasaran mempunyai arti yang sangat penting dalam suatu perjalanan
sebuah perusahaan. Olehnya itu, dalam pembelajaran yang menyangkut penyusunan
rancangan berdasarkan gagasan usaha yang dipilih, aspek yang pertama yang perlu
dipikirkan adalah menyangkut aspek pemasaran dari produk yang akan dihasilkan.
BAB VI
MANAJEMEN PROSES
Ada tiga bidang fungsional utama dalam manajemen bisnis
yaitu keuangan, pemasaran dan produksi atau operasi. Manajemen operasi meliputi
desain, pengendalian dan perbaikan proses bisnis. Konsep-konsep dasar proses
bisnis perlu dipahami untuk meningkatkan kinerja dari proses bisnis itu
sendiri. Proses adalah teknologi inti dari semua organisasi untuk memproduksi
dan menyediakan produk yang memuaskan pelanggan. Proses juga melibatkan
perubahan input menjadi output dengan sarana sumberdaya, terutama modal dan
tenaga kerja, untuk menjalankan serangkaian pekerjaan yang saling terkait. Pada
perusahaan apapun, inti dari manajemen produksi adalah bagaimana gambaran dari
suatu proses yang mengubah input menjadi output. Untuk mengevaluasi dan
memperbaiki kinerja sebuah proses maka harus menguji transformasi input menjadi
output. Berikut ini merupakan lima elemen dari sebuah proses
- Input dan Output
- Unit- unit aliran
- Jejaring aktivitas dan penyangga
- Sumber Daya
- Struktur Informasi
Proses dan Kompetensi Proses
Proses akan menghasilkan produk dengan cara mengubah input
menjadi output dengan sumber daya berupa modal dan tenaga kerja. Proses
memproduksi barang biasanya disebut manufakturing atau operasi produksi. Proses
yang mengantarkan jasa atau layanan disebut operasi jasa. Proses bisnis yang
mendesain, memproduksi, dan mengantarkan barang dan jasa dapat disebut sebagai
operasi. Banyak operasi jasa, seperti rumah sakit, membutuhkan kehadiran
pelanggan secara fisik yang menjalani atau ikut serta dalam prosesnya. Hal ini
memperkenalkan adanya variabilitas dari satu pelanggan ke pelanggan berikutnya
dan mempertinggi pentingnya faktor-faktor semacam daya tarik lingkungan proses
dan keramahan tenaga kerja. Penetapan ukuran-ukuran internal yang efektif bagi
kinerja untuk operasi jasa sangat sulit, karena jasa melibatkan interaksi yang
signifikan dengan pelanggan dan seringkali diproduksi dan dikonsumsi secara
bersamaan. Sehingga sulit juga untuk mengidentifikasi ukuran-ukuran internal
yang sering menjadi indikator utama kepuasan pelanggan.
Arsitektur Proses: Job Shop versus Flow Shop
Arsitektur proses didefinisikan menurut jenis-jenis sumber
daya yang digunakan untuk menjalankan aktivitas dan tata letak mereka secara
fisik dalam jejaring pemrosesan. Pabrik perakitan mobil mempunyai arsitektur
proses dengan sumber daya yang terspesialisasi yang tata letaknya berupa urutan
kaku yang lazim bagi semua mobil yang diproduksi. Sebaliknya sebuah toko sepatu
dan tas mempunyai arsitektur proses yang menggunakan sumber daya yang
fleksibel untuk menggarap berbagai macam produk, masing-masing dengan urutan
aliran yang berbeda. Kompetensi sangat dipengaruhi oleh arsitektur proses.
Desain, Perencanaan, Pengendalian, dan Perbaikan Proses
Dalam desain proses, para manajer memilih arsitektur proses yang
paling baik dalam mengembangkan kompetensi-kompetensi yang akan memenuhi
harapan pelanggan. Keputusan desain proses meliputi lokasi dan kapasitas
pabrik, produk dan desain proses, pilihan sumberdaya dan investasi
(modal/teknologi dan tenaga kerja), dan skala operasi. Contoh, Toyota mempunyai
pabrik di sebagian besar pasar utama yang memproduksi Corolla dengan
menggunakan proses aliran lini. Hal ini memungkinkan Toyota menyediakan Corolla
dalam jumlah besar secara cepat dan biaya rendah tetapi dengan jumlah keragaman
yang terbatas. Sebaliknya, Ferrari membuat semua mobilnya di Italia dengan
menggunakan lebih banyak job shop. Meskipun dibutuhkan waktu lebih lama untuk
memproduksi sebuah mobil (yang sangat mahal), Ferrari mampu mengakomodasi kadar
penyesuaian yang tinggi. Karena volume penjualannya kecil, sebuah pabrik saja
memungkinkan Ferrari mencapai skala ekonomi relatif dibanding memiliki pabrik
di setiap pasar utama.
Perencanaan proses adalah mengidentifikasi ukuran-ukuran
internal yang melacak kompetensi proses dan menentukan kebijakan manajerial
yang memastikan kompetensi proses pada dimensi yang diharapkan. Kebijakan
manajerial akan menentukan operasi proses dan pemanfaatan sumber daya dari
waktu ke waktu untuk memenuhi permintaan pelanggan. Di sebuah toko ritel,
kebijakan manajerial menentukan berapa banyak unit dari tiap produk harus di
stok dan kapan penambahan harus dipesan. Pada sebuah call center, kebijakan
manajerial menentukan jumlah petugas layanan pelanggan yang harus tersedia
menurut hari dalam seminggu dan menurut waktu dalam sehari.
BAB V
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Teknologi
Informasi yang dilukiskan sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan
teknologi komunikasi telah mempengaruhi cara hidup kita. Teknologi ini mengubah
cara kita berkomunikasi dengan orang lain, dengan diri kita sendiri dan dengan
dunia. Daya komputer, yang merupakan pusat dari teknologi ini memiliki
kemampuan menyimpan informasi dalam jumlah besar di dalam ruang fisik yang
termasuk kecil dipadukan dengan kemampuan menyampaikan sumberdaya tersebut
melalui peralatan komunikasi atau jaringan.
Dewasa ini
teknologi informasi memadukan informasi yang disimpan dalam bentuk dokumen
dengan informasi yang dapat dilihat pada layar monitor yang terdiri dari kata,
angka, diagram dan gambar. Model komunikasi dapat dilakukan melalui sambungan
langsung (menggunakan berbagai jenis kabel) atau melalui penyiaran (broadcast).
Informasi yang disajikan tidak saja dalam bentuk statis tetapi juga dinamis.
Pengguna dapat berinteraksi dengan informasi tersebut dan dapat mengubahnya
atau memberikan respons atau jawaban.
Perpustakaan
yang secara tradisional merupakan sumberdaya utama produk informasi yang
sebahagian besar dalam bentuk tercetak, tidak luput dari pengaruh teknologi
ini. Perubahan peran teknologi informasi memperluas peran perpustakaan
tradisional melampaui koleksi buku dan pelayanan berbasis cetak yang menjadi
citranya hingga kini. Perpustakaan modern dewasa ini menyediakan spektrum
menyeluruh produk dan pelayanan informasi, baik yang berbasis cetak maupun
elektronik.
Suatu
kenyataan di negara kita bahwa perpustakaan kurang berkembang dengan baik, baik
jumlah maupun mutu pelayanannya. Jumlah perpustakaan yang ada belum mampu
menjangkau semua masyarakat. Perpustakaan yang sudah ada pada umumnya kurang
berdaya untuk meningkatkan mutu pelayanannya, sehingga sulit untuk berkembang
mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat. Keadaan perpustakaan kita terkesan
terbelakang dibandingkan dengan perkembangan di bidang lainnya.
Kondisi
seperti itu diperkirakan penyebab utamanya rendahnya mutu sumberdaya manusia
perpustakaan. Para manajer puncak perpustakaan dan pustakawan mungkin kurang
peka terhadap perkembangan yang terjadi di sekitarnya, termasuk perkembangan di
bidang teknologi informasi. Mereka sibuk dengan rutinitas yang dapat mematikan
kreativitas dan daya innovasi mereka, sehingga mereka tidak mampu mencari
terobosan (breakthrough) untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan.
Ketidakmampuan tersebut menyebabkan ketidakberdayaan perpustakaan untuk
memenuhi keinginan masyarakat. Dan pada akhirnya bermuara pada
ketidakberhasilan perpustakaan untuk memberdayakan masyarakat.
Salah satu
aspek penting dalam manajemen perpustakaan adalah pemasaran produk dan
pelayanannya. Lembaga induk perpustakaan yang biasanya juga sebagai penyedia
dana, meminta perpustakaan untuk membuktikan bahwa dana yang diberikan telah
dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Statistik penggunaan sumberdaya
perpustakaan merupakan senjata, setidaknya untuk mempertahankan jumlah dana
yang diterima, dan seharusnya dapat pula dijual kembali untuk mendapatkan
jumlah dana yang lebih besar baik kepada lembaga induknya maupun kepada donor.
Pemanfaatan
teknologi informasi untuk memasarkan produk perpustakaan telah digunakan secara
luas terutama di negara yang lebih maju. Penyediaan katalog talian (online)
yang dapat diakses tidak saja di dalam perpustakaan tetapi juga dari luar
gedung perpustakaan merupakan salah satu contoh nyata yang dapat meningkatkan
penggunaan sumberdaya yang dimiliki oleh perpustakaan. Dengan penyediaan
fasilitas seperti itu, kesan masyarakat tentang perpustakaan dapat berubah
sehingga mereka lebih tertarik untuk menggunakannya.
Teknologi
informasi dan pemasaran perpustakaan adalah dua hal yang akan diuraikan dan
dicoba dipadukan dalam tulisan ini. Tujuannya adalah terutama untuk menggugah
dan memotivasi para pustakawan agar lebih terbuka terhadap perkembangan
lingkungannya khususnya dalam bidang teknologi informasi dan pemasaran, dan
kemudian diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam perpustakaan.
BAB VI
KESIMPULAN
Dalam
strategi pemasaran sekarang ini banyak yang bisa dimanfaatkan sebagai media
pemasaran baik untuk menyebarkan kataog produk atau mencari konsumen kita bisa memanfaatkan
social media internet dimana hamper semua orang mempunyai akun sosmed baik
facebook,twitter,google,intagram maupun forum seperti halnya kaskus. Kita bisa
memanfaatkan sosmed tersebut secara gratis tanpa capek harus promosi secara
fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar