Jumat, 02 Mei 2014

Inovasi Pemasaran Produk



KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa sholawat serta salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada ruang dan waktu yang lain.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ILMU BUDAYA DASAR dengan judul “INOVASI DALAM PEMASARAN PRODUK”.
Saya berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini penulis mohon maaf, karena penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.










Depok, 20 April 2014

Guntur Afrizal Ramadhan






                                                                BAB I
PENDAHULUAN

Pengantar Technopreneurship terdiri dari berbagai topik yang terkait. Pada umumnya dibagi menjadi tiga topik besar. Bagian pertama mendefinisikan istilah. Berikutnya dilanjutkan konsep dasar dan pengembangannya, faktor-faktor yang bisa mengubah mindset seseorang dan bagaimana cara menggali ide dan peluang bisnis. Bagian kedua membahas tentang konsep-konsep dasar manajemen berdasarkan fungsional utama yang terdiri dari pemasaran, produksi, keuangan dan manajemen sumberdaya usaha. Bagian ketiga membahas tentang proposal usaha (business plan).
Buku pengajaran yang disiapkan untuk mensupport pembelajaran berbasis SCL dengan menggunakan share ITS ini hanya memfokuskan pada beberapa topik pada mata kuliah Pengantar Technopreneurship. Topik yang diangkat adalah Konsep Produk, Teknologi Inovasi dan Pemasaran. Hal ini dilakukan untuk lebih memberikan tekanan pada ketiga topik yang dirasa kurang dalam buku Technopreneurship yang telah diterbitkan sebelumnya.
Konsep produk menguraikan tentang hal apa saja yang terkait dengan penciptaan atas sebuah produk, baik berupa barang maupun jasa. Dengan demikian, ada gambaran yang jelas tentang apa dan bagaimana sebuah produk seharusnya dibuat ketika proses pembuatan proposal bisnis. Setidaknya tahu apa core product ata barang dan jasanya. Materi ini dilengkapi dengan sebuah power point yang akan memperjelas konsep produk yang ada dalam materi. Bab ini juga dilengkapi dengan tugas untuk mengeksplor pemahaman terhadap konsep produk.
Materi pemasaran dibagi menjadi dua. Materi pertama menguraikan tentang pemasaran secara umum, sedangkan materi kedua lebih menekankan pada fungsi dan strategi dalam memasarkan suatu barang dan jasa. Materi ini juga dilengkapi dengan sebuah power point. Pada masing-masing materi ada tugas yang melengkapi. Diantaranya adalah tugas dalam bentuk essay atas cerita-cerita inspirasi yang terjadi di dunia nyata.
Materi terakhir lebih menekankan pada definisi manajemen proses. Proses operasi atau produksi merupakan salah satu peran fungsional utama dalam sebuah bisnis. Apa dan bagaimana suatu proses, yang mentransformasi dari input menjadi output, dipilih akan membawa pengaruh pada kinerja dan biaya yang dikeluarkan. Namun demikian, materi ini tidak membahas lebih detail tentang pengelolaan persediaan, alat dan teknik untuk mengukur kinerja proses produksi, tata letak peralatan/mesain, desain proses. Hal ini dikarenakan keterbatasan dan ketidaksesuaian dengan topik dalam pembelajaran mata kuliah ini. Materi ini hanya memberi wawasan tentang proses input ke output saja. Dengan demikian, maka teknologi inovasi mungkin belum tergambar dengan jelas. Materi dilengkapi dengan satu video tentang proses pembuatan batik fraktal yang menggunakan teknologi komputer.
Demikian rangkaian proses pembelajaran ini yang dapat disampaikan melalui share ITS dalam empat sampai lima kali tatap muka. Untuk menyesuaikan dengan silabus dan rancangan pembelajaran yang sudah ada, maka disarankan materi ini diberikan pada minggu keenam sampai minggu kesepuluh. Bisa secara berurutan dan acak.
                                                       BAB II
KONSEP PRODUK

Perencanaan Produk
Produk dilihat dari sisi pelanggan akan menghasilkan pandangan yang berbeda dengan melihat produk dari sisi produsen. Hal ini membuat lebih focus pada keunggulan-keunggulan yang ada pada suatu produk baik berupa barang berwujud maupun jasa. Selain itu juga akan mengarahkan pada pengelompokan produk berdasarkan pada apa yang dipikirkan pelanggan dan untuk apa suatu produk dibeli, sehingga menunjukkan bagaimana keputusan strategi untuk produk berkaitan dengan keputusan harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place).

Definisi Produk
Samsung ketika menjual Galaxy Pocket, bukan berarti Samsung menjual per bagian seperti kamera, fitur, kabel charger, casing, wi-fi dan plastic anti gores. Tetapi karena para pelanggan menginginkan sebuah telepon genggam yang selain memudahkan mereka untuk berkomunikasi juga dapat digunakan sebagai kamera untuk mengabadikan momen penting. Pelanggan ingin bisa mengirim email, facebook dan akses google (internet) melalui satu alat. Pelanggan menginginkan satu paket menarik yang mencakup seluruh keunggulan tersebut.

Garuda Airlines menjual tiket penerbangan ke Pulau Bali tentunya tidak hanya sekedar menjual banyaknya penggunaan pesawat dan kelelahan pilot & crew. Mengapa? Pelanggan Garuda Airlines pasti menginginkan penerbangan yang aman dan nyaman. Mereka menginginkan pemesanan yang cepat, proses pemeriksaan yang lancer di bandara, barang-barang dapat tiba tepat waktu tanpa mengalami kerusakan. Jadi, apa yang mereka jual ke pelanggan? Jawabnya adalah kepuasan tertinggi pelanggan atas sebuah produk yang mereka butuhkan.

Mengacu pada kasus di atas produk berarti kepuasan akan kebutuhan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan (Cannon, dkk:2008). Kepuasan tersebut dapat berupa penawaran produk ‘total’ yaitu perpaduan antara layanan yang baik, fisik barang yang menarik dengan fitur yang sesuai, panduan yang bermanfaat, pengemasan yang bagus, garansi yang dapat dipercaya serta merek yang mudah diingat.

Dengan demikian, kualitas produk sangat penting. Namun perlu diingat bahwa kualitas produk bukan dilihat dari kacamata penjual/produsen, tetapi focus pada sisi pelanggan. Kualitas (quality) adalah kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan. Kualitas sering diterjemahkan oleh penjual/produsen dengan cara membandingkan produk mereka dengan pesaing (kualitas relatif). Contoh kecil, seberapa bagus kualitas celana jeans (meskipun bermerek), pelanggan akan kecewa jika ada lubang sebesar butir beras pada celana jeans tersebut.

Produk juga diartikan sebagai segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan (Djaslim: 2003). Sedangkan menurut Kotler (2002) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.




BAB III
PEMASARAN
Definisi Pemasaran

Menurut AMA (American Marketing Association) : “Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.
Definisi lain yaitu Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial sehingga konsumen dapat memperoleh kebutuhan/keinginan mereka melalui penciptaan, penawaran, dan penukaran nilai suatu produk antara penjual – pembeli.
Apa sajakah Konsep Pemasaran itu?
Setelah mengetahui definisi pemasaran, ditelusuri perkembangan beberapa konsep pemasaran. Ada lima konsep yang berkembang yaitu Konsep Produksi, Konsep Produk, Konsep Penjualan, Konsep Pemasaran dan Konsep Sosial. (Buchari Alma, 2005)
Pemasaran usaha
Tidak bisa dipungkiri bahwa produk (barang dan/atau jasa) yang dihasilkan oleh seorang wirausahawan ditujukan untuk dijual, bukan untuk dikonsumsi sendiri. Karena tujuannya untuk dijual, maka kemampuan seorang wirausahawan dalam hal menangani pemasaran produknya sangat menentukan keberhasilan usahanya. Telah banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa permasalahan yang dialami oleh perusahaan, terutama yang dikelola oleh wirausahawan pemula, adalah sulitnya memasarkan hasil produksi. Kemampuan untuk berproduksi dengan baik tidak ada artinya jika tidak didukung oleh keberhasilan dalam pemasarannya. Produk menjadi tidak berguna karena tidak sampai ke tangan konsumen. Perusahaan akhirnya menjadi merugi karena telah mengeluarkan biaya yang besar untuk menghasilkan produksi, namun tidak memperoleh pendapatan dari hasil penjualan hasil produksinya. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa aspek pemasaran mempunyai arti yang sangat penting dalam suatu perjalanan sebuah perusahaan. Olehnya itu, dalam pembelajaran yang menyangkut penyusunan rancangan berdasarkan gagasan usaha yang dipilih, aspek yang pertama yang perlu dipikirkan adalah menyangkut aspek pemasaran dari produk yang akan dihasilkan.
BAB VI
MANAJEMEN PROSES
Ada tiga bidang fungsional utama dalam manajemen bisnis yaitu keuangan, pemasaran dan produksi atau operasi. Manajemen operasi meliputi desain, pengendalian dan perbaikan proses bisnis. Konsep-konsep dasar proses bisnis perlu dipahami untuk meningkatkan kinerja dari proses bisnis itu sendiri. Proses adalah teknologi inti dari semua organisasi untuk memproduksi dan menyediakan produk yang memuaskan pelanggan. Proses juga melibatkan perubahan input menjadi output dengan sarana sumberdaya, terutama modal dan tenaga kerja, untuk menjalankan serangkaian pekerjaan yang saling terkait. Pada perusahaan apapun, inti dari manajemen produksi adalah bagaimana gambaran dari suatu proses yang mengubah input menjadi output. Untuk mengevaluasi dan memperbaiki kinerja sebuah proses maka harus menguji transformasi input menjadi output. Berikut ini merupakan lima elemen dari sebuah proses
  • Input dan Output
  • Unit- unit aliran
  • Jejaring aktivitas dan penyangga
  • Sumber Daya
  • Struktur Informasi
Proses dan Kompetensi Proses
Proses akan menghasilkan produk dengan cara mengubah input menjadi output dengan sumber daya berupa modal dan tenaga kerja. Proses memproduksi barang biasanya disebut manufakturing atau operasi produksi. Proses yang mengantarkan jasa atau layanan disebut operasi jasa. Proses bisnis yang mendesain, memproduksi, dan mengantarkan barang dan jasa dapat disebut sebagai operasi. Banyak operasi jasa, seperti rumah sakit, membutuhkan kehadiran pelanggan secara fisik yang menjalani atau ikut serta dalam prosesnya. Hal ini memperkenalkan adanya variabilitas dari satu pelanggan ke pelanggan berikutnya dan mempertinggi pentingnya faktor-faktor semacam daya tarik lingkungan proses dan keramahan tenaga kerja. Penetapan ukuran-ukuran internal yang efektif bagi kinerja untuk operasi jasa sangat sulit, karena jasa melibatkan interaksi yang signifikan dengan pelanggan dan seringkali diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Sehingga sulit juga untuk mengidentifikasi ukuran-ukuran internal yang sering menjadi indikator utama kepuasan pelanggan.
Arsitektur Proses: Job Shop versus Flow Shop
Arsitektur proses didefinisikan menurut jenis-jenis sumber daya yang digunakan untuk menjalankan aktivitas dan tata letak mereka secara fisik dalam jejaring pemrosesan. Pabrik perakitan mobil mempunyai arsitektur proses dengan sumber daya yang terspesialisasi yang tata letaknya berupa urutan kaku yang lazim bagi semua mobil yang diproduksi. Sebaliknya sebuah toko sepatu dan tas mempunyai arsitektur proses yang menggunakan sumber daya yang fleksibel untuk menggarap berbagai macam produk, masing-masing dengan urutan aliran yang berbeda. Kompetensi sangat dipengaruhi oleh arsitektur proses.
Desain, Perencanaan, Pengendalian, dan Perbaikan Proses
Dalam desain proses, para manajer memilih arsitektur proses yang paling baik dalam mengembangkan kompetensi-kompetensi yang akan memenuhi harapan pelanggan. Keputusan desain proses meliputi lokasi dan kapasitas pabrik, produk dan desain proses, pilihan sumberdaya dan investasi (modal/teknologi dan tenaga kerja), dan skala operasi. Contoh, Toyota mempunyai pabrik di sebagian besar pasar utama yang memproduksi Corolla dengan menggunakan proses aliran lini. Hal ini memungkinkan Toyota menyediakan Corolla dalam jumlah besar secara cepat dan biaya rendah tetapi dengan jumlah keragaman yang terbatas. Sebaliknya, Ferrari membuat semua mobilnya di Italia dengan menggunakan lebih banyak job shop. Meskipun dibutuhkan waktu lebih lama untuk memproduksi sebuah mobil (yang sangat mahal), Ferrari mampu mengakomodasi kadar penyesuaian yang tinggi. Karena volume penjualannya kecil, sebuah pabrik saja memungkinkan Ferrari mencapai skala ekonomi relatif dibanding memiliki pabrik di setiap pasar utama.
Perencanaan proses adalah mengidentifikasi ukuran-ukuran internal yang melacak kompetensi proses dan menentukan kebijakan manajerial yang memastikan kompetensi proses pada dimensi yang diharapkan. Kebijakan manajerial akan menentukan operasi proses dan pemanfaatan sumber daya dari waktu ke waktu untuk memenuhi permintaan pelanggan. Di sebuah toko ritel, kebijakan manajerial menentukan berapa banyak unit dari tiap produk harus di stok dan kapan penambahan harus dipesan. Pada sebuah call center, kebijakan manajerial menentukan jumlah petugas layanan pelanggan yang harus tersedia menurut hari dalam seminggu dan menurut waktu dalam sehari.
BAB V
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Teknologi Informasi yang dilukiskan sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi telah mempengaruhi cara hidup kita. Teknologi ini mengubah cara kita berkomunikasi dengan orang lain, dengan diri kita sendiri dan dengan dunia. Daya komputer, yang merupakan pusat dari teknologi ini memiliki kemampuan menyimpan informasi dalam jumlah besar di dalam ruang fisik yang termasuk kecil dipadukan dengan kemampuan menyampaikan sumberdaya tersebut melalui peralatan komunikasi atau jaringan.
Dewasa ini teknologi informasi memadukan informasi yang disimpan dalam bentuk dokumen dengan informasi yang dapat dilihat pada layar monitor yang terdiri dari kata, angka, diagram dan gambar. Model komunikasi dapat dilakukan melalui sambungan langsung (menggunakan berbagai jenis kabel) atau melalui penyiaran (broadcast). Informasi yang disajikan tidak saja dalam bentuk statis tetapi juga dinamis. Pengguna dapat berinteraksi dengan informasi tersebut dan dapat mengubahnya atau memberikan respons atau jawaban.
Perpustakaan yang secara tradisional merupakan sumberdaya utama produk informasi yang sebahagian besar dalam bentuk tercetak, tidak luput dari pengaruh teknologi ini. Perubahan peran teknologi informasi memperluas peran perpustakaan tradisional melampaui koleksi buku dan pelayanan berbasis cetak yang menjadi citranya hingga kini. Perpustakaan modern dewasa ini menyediakan spektrum menyeluruh produk dan pelayanan informasi, baik yang berbasis cetak maupun elektronik.
Suatu kenyataan di negara kita bahwa perpustakaan kurang berkembang dengan baik, baik jumlah maupun mutu pelayanannya. Jumlah perpustakaan yang ada belum mampu menjangkau semua masyarakat. Perpustakaan yang sudah ada pada umumnya kurang berdaya untuk meningkatkan mutu pelayanannya, sehingga sulit untuk berkembang mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat. Keadaan perpustakaan kita terkesan terbelakang dibandingkan dengan perkembangan di bidang lainnya.
Kondisi seperti itu diperkirakan penyebab utamanya rendahnya mutu sumberdaya manusia perpustakaan. Para manajer puncak perpustakaan dan pustakawan mungkin kurang peka terhadap perkembangan yang terjadi di sekitarnya, termasuk perkembangan di bidang teknologi informasi. Mereka sibuk dengan rutinitas yang dapat mematikan kreativitas dan daya innovasi mereka, sehingga mereka tidak mampu mencari terobosan (breakthrough) untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan. Ketidakmampuan tersebut menyebabkan ketidakberdayaan perpustakaan untuk memenuhi keinginan masyarakat. Dan pada akhirnya bermuara pada ketidakberhasilan perpustakaan untuk memberdayakan masyarakat.
Salah satu aspek penting dalam manajemen perpustakaan adalah pemasaran produk dan pelayanannya. Lembaga induk perpustakaan yang biasanya juga sebagai penyedia dana, meminta perpustakaan untuk membuktikan bahwa dana yang diberikan telah dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Statistik penggunaan sumberdaya perpustakaan merupakan senjata, setidaknya untuk mempertahankan jumlah dana yang diterima, dan seharusnya dapat pula dijual kembali untuk mendapatkan jumlah dana yang lebih besar baik kepada lembaga induknya maupun kepada donor.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk memasarkan produk perpustakaan telah digunakan secara luas terutama di negara yang lebih maju. Penyediaan katalog talian (online) yang dapat diakses tidak saja di dalam perpustakaan tetapi juga dari luar gedung perpustakaan merupakan salah satu contoh nyata yang dapat meningkatkan penggunaan sumberdaya yang dimiliki oleh perpustakaan. Dengan penyediaan fasilitas seperti itu, kesan masyarakat tentang perpustakaan dapat berubah sehingga mereka lebih tertarik untuk menggunakannya.
Teknologi informasi dan pemasaran perpustakaan adalah dua hal yang akan diuraikan dan dicoba dipadukan dalam tulisan ini. Tujuannya adalah terutama untuk menggugah dan memotivasi para pustakawan agar lebih terbuka terhadap perkembangan lingkungannya khususnya dalam bidang teknologi informasi dan pemasaran, dan kemudian diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam perpustakaan.
























BAB VI
KESIMPULAN
Dalam strategi pemasaran sekarang ini banyak yang bisa dimanfaatkan sebagai media pemasaran baik untuk menyebarkan kataog produk atau mencari konsumen kita bisa memanfaatkan social media internet dimana hamper semua orang mempunyai akun sosmed baik facebook,twitter,google,intagram maupun forum seperti halnya kaskus. Kita bisa memanfaatkan sosmed tersebut secara gratis tanpa capek harus promosi secara fisik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar