Kamis, 28 Mei 2015

PT Indonesia Comnets Plus (ICON+)

PT Indonesia Comnets Plus (ICON+)


    Di era kompetitif sekarang ini, unggul dalam bersaing merupakan tujuan setiap perusahaan dan organisasi.Kemajuan suatu perusahaan dapat ditentukan dengan bagaimana budaya dan prilaku suatu perusahaan tersebut dalam berorganisasi. Semakin kuat budaya organisasi, semakin besar dorongan par karyawan untuk maju bersama denga perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, pengenalan, penciptaan, dan pengembangan budaya organisasi dalam suatu perusahaan mutlak diperlukan dalm rangka membangn perusahaan yang efektif dan efisien sesuai dengan misi dan visi yang hendak dicapai.

     Dalam tulisan kali ini saya akan membahas sebuah perusahaan plat merah anak perusahaan PLN yaitu  PT Indonesia Comnets Plus (ICON+), langsung saja ke pokok bahasan pertama yaitu sejarah dan deskripsi singkatnya Didirikan pada tanggal 3 Oktober 2000, PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) berfokus pada penyediaan jaringan, jasa, dan content telekomunikasi, khusus untuk mendukung teknologi dan system informasi PT PLN (Persero) dan publik. Untuk itu Perseroan mengadakan berbagai layanan unggulan seperti Clear Channel, Multi Protocol Label Switching (MPLS), akses internet broadband, Voice over Internet Protocol (VoIP), dan aplikasi perbankan.

     Sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PLN, pada awalnya ICON+ berfokus untuk melayani kebutuhan PLN akan jaringan telekomunikasi. Seiring dengan kebutuhan industri akan jaringan telekomunikasi dengan tingkat availability dan reliability yang konsisten, Perseroan melihat peluang baru untuk mengembangkan usahanya yaitu dengan mengkomersialkan kelebihan kapasitas jaringan telekomunikasi ketenagalistrikan serat optik milik PLN di Jawa dan Bali.

    Berdasarkan pemikiran tersebut, ICON+ mulai menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan, terutama yang kegiatan operasionalnya membutuhkan jaringan telekomunikasi yang ekstensif dan handal. Hingga saat ini Perseroan melayani lebih dari 920 perusahaan di Indonesia, di industri-industri utama yaitu telekomunikasi, perbankan, keuangan, pemerintahan dan manufaktur.

     Dalam upaya menyediakan layanan yang handal selalu tersedia, dan dengan down time minimal, sehingga memenuhi service level agreement, ICON+ didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman serta jaringan serat optic yang mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan.

     Sesuai dengan visi ICON+ yaitu menjadi penyedia jaringan terkemuka di Indonesia, pada tahun 2008 Perseroan melakukan ekspansi konektifitas jaringan telekomunikasi ke Pulau Sumatra dan wilayah-wilayah terpencil di Indonesia, serta memaksimalkan pendayagunaan hak jaringan ketenagalistrikan milik PLN yang mencakup seluruh wilayah Nusantara, yaitu "Right of Ways" (RoW).

Visi dan Misi perusahaan :
  1. Visi : Menjadi penyedia solusi TIK terkemuka di Indonesia berbasis jaringan melalui pemanfaatan aset strategis.
  2. Misi : Memberikan layanan TIK yang terbaik di kelasnya kepada pelanggan guna meningkatkan nilai Perusahaan. Memenuhi kebutuhan dan harapan PLN secara proaktif dengan menyediakan solusi-solusi TIK yang inovatif dan memberikan nilai tambah. Membangun organisasi pembelajar yang berkinerja tinggi untuk mendorong Perusahaan mencapai bisnis yang unggul dan menjadi pilihan bagi talenta-talenta terbaik. Memberi kontribusi terhadap perkembangan telekomunikasi nasional.
Struktur Organisasi PT Icon+

 Sumber :
www.iconpln.net.id

Rabu, 27 Mei 2015

Sosok Kepemimpinan Muhammad Buldansyah

KEPEMIMPINAN
Sosok Kepemimpinan Muhammad Buldansyah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

       Istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar ‘pimpin’ yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata “pimpin” lahirlah kata kerja “memimpin” yang artinya membimbing atau menuntun dan kata benda “pemimpin” yaitu orang yang berfungsi memimpin atau menuntun. Istilah pemimpin berasal dari kata asing leader dan kepemimpinan dari leadership. Sekalipun kepemimpinan tidak sama dengan manajemen (management) tetapi kedua hal itu tidak dapat di pisahkan. 
     Sedangkan dari sisi pandangan Islam, Menurut Shihab (2002) ada dua hal yang harus dipahami tentang hakikat kepemimpinan. Pertama, kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran bukan sekedar kontrak sosial antara sang pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi merupakan ikatan perjanjian antara dia dengan Allah swt. Lihat Q. S. Al-Baqarah (2): 124, "Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan (amanat), lalu Ibrahim melaksanakannya dengan baik. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikan engkau pemimpin bagi manusia. Ibrahim bertanya: Dan dari keturunanku juga (dijadikan pemimpin)? Allah swt menjawab: Janji (amanat)Ku ini tidak (berhak) diperoleh orang zalim".
      Salah satu tugas pemimpin adalah menjadikan pengikut pada setiap jenjang organisasi bukan saja sebagai pengikut yang baik, namun juga pemimpin yang baik. Hal ini karena sang pengikut kerap harus atau akan bertugas memimpin unit-unit dibawahnya, seperti yang kerap kita jumpai dalam perusahaan berskala besar, negara, dan juga lembaga-lembaga internasional yang beroperasi di banyak negara.
Sebagai contoh, Direktur Utama menjadi pemimpin jajaran direksi sebuah perusahaan. Sementara masing-masing direksi memimpin sejumlah kepala bagian atau manajer departemen. Demikian seterusnya ke bawah. Contoh lainnya adalah kepala negara atau pemerintahan semisal presiden. Presiden memimpin para menteri, menteri memimpin para dirjen, dan seterusnya. 
    Menurut Miftah Thoha (2010:49) mengemukakan bahwa :“Gaya kepemimpinan merupakan norma prilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

      Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu “Bagaimana sosok kepemimpinan Muhammad Buldansyah?”

1.3 TUJUAN

    Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana seluk beluk Sosok Muhammad Buldansyah dalam menerapkan gaya kepemimpinannya.

MANFAAT
  1. Untuk mengetahui arti dasar pentingnya kepemimpinan.
  2. Untuk mengetahui bagaimana gaya dan penerapan kepemimpinan seorang Muhammad Budansyah. 
  3. Untuk mengetahui faktor kepemimpinan terhadap kemajuan suatu perusahaan.   
BAB II
LANDASAN TEORI 

     Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Teori-teori dalam study kepemimpinan :
  1. Teori Great Man dan Teory Big Bang, Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bhw teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan
  2. Teori sifat karakteristik (kepribadian),Collons dalam A Dale Tempe (1993), Sifat yg harus dimiliki pemimpin agar dapat mengefektifkan organisasi adalah a).Kelancaran berbicara b).Kemampuan memecahkan masalah c).Pandangan ke dalam masalah kelompok (organisasi) d).Keluwesan e).Kecerdasan f).Kesediaan menerima tanggung jawab
  3. Teori Perilaku (Behavior Theories), Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan.
  4. Teori Kontingensi atau Teori Situasional, Pendekatan atau teori kepemimpinan ini dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard berdasarkan teori-teori sebelumnya. Pada pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasialan kepemimpinan suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku dan sifat-sifat pemimpin saja, karena tiap-tiap organisasi itu memiliki ciri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi yang sejenis pun akan menghadapi masalah yang berbeda karena adanya lingkugan yang berbeda, semangat dan watak bawahan yang berbeda.
       Menurut Tjiptono (2006:161) gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara itu, pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29). 
        Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi bawahannya (Nawawi, 2003:115). 

Adapun gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Gaya kepemimpinan Otoriter, Gaya kepemimpinan ini menghimpun  sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan pengendali anggota organisasidan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.  
  2. Gaya kepemmimpinan demokratis, Gaya kepemimpinan menempatkan  manusia sebagai faktor pendukung terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi.  
  3. Gaya kepemimpinan Bebas, Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi. 
BAB III
PEMBAHASAN 

         Muhammad Buldansyah, atau biasa disapa Danny , Warga Negara Indonesia, lahir pada 8 Oktober 1963, Pemilik Gelar S1 Jurusan Electronic Control dari Institut Technologi Bandung (ITB), Telah menjabat sebagai Direktur Utama ICON+ sejak 10 Februari 2012. karier profesional nya diawali di Belandapada tahun 1988 sebagai Engineer system network pada AT & T Network Systems International. Pernah Menjabat sebagai CEO pada PT Bakrie Networks (2011), dansebagai Direktur Networks Services pada PT Excelcomindo Pratama - XL pada tahun 2006.
 

       “Kuncinya adalah open mind. Prinsip saya, kalau atasan saya orang pintar, saya akan belajar banyak dari dia. Kalau atasan saya bukan orang pintar, saya juga punya semangat untuk menggantikan posisinya,” tutur Muhammad Buldansyah, dari perkataan beliau tersebut dapat dilihat bahwa beliau mempunyai sifat selalu ingin belajar dan optimis. Pada masa awal kepemimpinannya target revenue meningkat antara 30-40%. Lelaki yang biasa disapa Dani ini juga menuturkan bahwa selama ini keberhasilan ICON+ 55% ditunjang dari bisnis kepada perusahaan publik di luar PLN, sedangkan 45% berasal dari PLN.Icon+ pun melakukan investasi sebesar Rp 600 miliar yang salah satunya akan disalurkan untuk memperluas coverage area ICON+, serta melahirkan berbagai layanan baru seperti layanan komunikasi data yang semakin penting dalam dunia komunikasi ke depan.

     Buldansyah menegaskan Icon+ akan memegang teguh komitmen dan terus meningkatkan kontribusi untuk meningkatkan perkembangan telekomunikasi di Indonesia serta meningkatkan jangkauan, kualitas dan dukungan layanan. Di tangan kepemimpinan Buldansyah kedepan ICON+ siap menjadi partner strategis bagi perusahaan-perusahaan pengguna layanan jaringan berbasis fiber optic ke segmen yang lebih luas seperti penyedia layanan TIK dan konten, termasuk kerjasama infrastruktur dengan penyelenggara telekomunikasi di Indonesia. Dan untuk kedepannya Icon+ meluncurkan produk baru yakni bisnis cloud

BAB IV
PENUTUP 

        Dari pembahasan diatas maka, dapat dikatakan kepemimpinan muhammad buldansyah sosok pemimpin yang memang sudah ahli dan pengalaman dibidangnya dalam hal ini telekomunikasi, dilihat dari gaya kepemimpinannya Muhammad buldansyah lebih mengarah ke gaya kepemimpinan partisipatif dimana mengarah ke pengembangan kepercayaan dan loyalitas.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA 

Kartono, Kartini. 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Tafsir Al-Mishbah M. Quraish Shihab
Dale  Timpe, 1992. Kinerja;  penerjemah,  Sofyan Cikmat,  Seri 6 : Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Elex Media Komputindo.
http://www.iconplus.co.id